Rabu, 27 Agustus 2008

HMI BACK TO BASIC: STRATEGI PERKADERAN HMI BERBASISKAN FUNDAMENTAL VALUE OF HMI

REALITAS sosial dan kebudayaan sekarang ini mempertontonkan lahirnya paket sosial dan kebudayaan yang serba instan akibat ekspansi globalisasi. Bahkan tak hanya itu, globalisasi masuk ke relung tubuh yang terdalam agama. Dan, agama mulai kehilangan perannya digantikan oleh media dan kebudayaan pop yang dikemas oleh kapital. Pun cara berpikir pragmatis ikut diekspor ke semua penjuru negara dunia ketiga.

Fenomena ini melahirkan corak keagamaan yang beragam. Parahnya, agama hanya dalam dataran pelarian dari permasalahan bukannya berperan menjawab tantangan zaman untuk melakukan perubahan sosial.

Nilai-nilai kebudayaan Barat yang cenderung hegemonik itu telah menjadi mainstream dan pembentukan sub-sub kebudayaan baru, yang justru membuat semakin kabur semangat identitas kebudayaan di dalam masyarakat Islam (Indonesia). Globalisasi, yang cenderung individualistik dalam kehidupan, telah mendorong pembentukan definisi baru tentang berbagai praktek kehidupan.

Lantas, bagaimana kita harus bersikap dengan kondisi seperti ini demi mengidentifikasi kebobrokan kondisi masyarakat yang sudah diracuni kapitalisme, dalam kaitannya dengan merancang semangat perubahan sebagaimana tujuan HMI. Pemikiran-pemikiran terkait dengan perubahan yang telah ada, tampaknya sudah banyak yang tidak memadai untuk melihat bagaimana kebudayaan dan identitas terbentuk dalam globalisasi ini. Karena serbuan globalisasi dari luar ternyata tak hanya meruntuhan kultur lokal, tapi juga ikut mempengaruhi bagaimana sikap kita vis a vis dengan globalisasi. Di titik ini terjadi polarisasi; mulai yang sangat akomodatif hingga yang membangun front perlawanan (fortifikasi).

BEBERAPA KECENDERUNGAN BARU MAHASISWA

Kini para mahasiswa telah demikian menyenangi program MTV ketimbang ketoprak, lebih doyan makan KFC dan Mc Donald, daripada makan SGPC (sego pecel), merasa lebih gaul jika bergaya layaknya fashion show, menenteng handphone dengan model terbaru, dan menghabiskan malam dengan nongkrong di kafe atau shoping di mall.

Fakta ini bisa ditafsirkan sebagai wujud sebuah generasi yang telah menjauhi nilai-nilai kultural dan etik tradisional yang luhur dari bangsa Indonesia. Katanya para kritikus kebudayaan, dalam kajian culture studies, penyebab pergeseran kebudayaan ini adalah akibat dari “globalisasi” sebagai sebuah gerakan budaya, yang telah meruntuhkan totalitas, kesatuan nilai dan kepercayaan tradisional.

Generasi muda yang kehidupan sosialnya telah dibesarkan oleh radio, TV, dan ikon-ikon dari budaya massa. Para pengusaha yang hanya berfikir bagaimana meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya—dan melupakan pertimbangan kajian kebudayaan yang mendalam—akan berpikir praktis bagaimana menciptakan “tempat” pertemuan dan penyaluran life style kalangan muda (youth marketing). Tempat hiburan, makan-minum, toko pakaian, café, tempat kumpul-kumpul dengan penampilan menarik adalah pilihan yang paling menjanjikan. Mahasiswa dan kaum muda lainnya memang kian tumbuh menjadi pasar yang menggiurkan.

Jika anda berkunjung sesekali kebeberapa mall, para mahasiswa dan pelajarlah yang dominan datang ke mall. Sebagian besar dari mereka menggunakan busana yang modis : celana jeans atau celana yang potongannya nempel di pinggul, dibalut kaus ketat (baby shirt) yang sedikit menampakkan pusarnya, serta sepatu/sandal gaul. Sangat jelas bahwa anak muda ini adalah “target pasar” pasar utama.

Inilah proyek besar “komodifikasi” gaya hidup, atau menjadikan gaya hidup sebagai “komoditas” yang diperdagangkan, yang jelas-jelas korbannya adalah para mahasiswa. Meskipun seringkali mereka tidak menyadarinya. Proyek komodikasi gaya hidup kaum muda adalah strategi kebudayaan yang paling ampuh untuk menghancurkan kepribadian manusia-manusia muda ini yang masih dalam proses pembentukan dan pencarian identitas, baik menyangkut masalah nilai, identitas diri, harapan maupun masa depannya.

Jika sebelumnya kita telah sedikit mengutarakan bagaimana perubahan budaya yang terjadi di kalangan mahasiswa masa kini. Dan kita akan mengatakan tidaklah tepat bagi HMI di zaman ini untuk merebut kembali posisi menjadikan “masjid kampus” sebagai basis gerakan. Bukan karena masjid kampus itu tempat yang tidak mulia lagi—selain disebabkan kompetitor yang lebih banyak (HTI, Salafi, ataupun KAMMI)—tapi karena kecenderungan baru dalam kebudayaan mahasiswa. Apa pasal ?

Sekarang ini yang dijadikan masjid bagi mahasiswa adalah mall, café, dan tempat nongkrong lainnya. Sehingga, HMI merasa jauh lebih baik jika mengambil tanggungjawab dakwah kepada mahasiswa yang telah terkena imbas budaya global ini. Memilih target generasi “muslim tanpa masjid” tak berarti meninggalkan masjid, justru ingin mengembalikan kegandrungan mahasiswa kepada kemendasaran masjid sebagai sentral gerakan di dalam dunia Islam.

Jumat, 22 Agustus 2008

Semangat Orang-orang Yahudi

Humaniora kali ini saya akan mencoba menterjemahkan sebuah rahasia sejarah dari abad ke abad bagaimana bangsa yahudi memiliki semangat persatuan yang luar biasa dalam menentukan rasa nasionalisasi hingga saat ini. pertama, buah kekuatan sektarian dan genealogis lahir dan mendarah daging dalam trah keturunan bangsa ini. lebih dari 1\3 nabi umat islam yang disebutkan adalah orang yahudi. sebut saja Ishaq, ya'kub, sulaiman, daud, musa, yusuf, harun bahkan isa, ismail juga orang yahudi. kebanggaan inilah yang membuat rasa bahwa bangsa ini dilahirkan sebagai bangsa yang unggul. sedemikian apabila kita lihat seperti Syiah di iran, menganggap diri mereka adalah bangsa yang unggul dari keturunan Ali bin abi tholib dan rosululloh. ditambah dari bangsa yang mencintai ekspansi ke negara lain kala itu raja cyrus penakluk Babylonia dan bahkan sampai ke yunani. rasa kebanggaan ini seolah terwariskan oleh bangsa superior seperti yahudi. pada tahun 1970-an alvin tofler pernah meramalkan sebuah kondisi peradaban yang akan menguasai imperium kolonisasi. era-pertanian dan perkebunan yang pernah dilewati oleh bangsa di tepi sungai semacam babylonia-mesopotamia yang sekarang dikenal irak, kemudian mesir, India dan beberapa negara besar masa lalu. kemudian era-industri, yang kemudian dikenal di eropa, dengan revolusi agraria merembet ke revolusi industri. era-Teknologi Informasi adalah puncak dari ketiga rangkaian pembabagan sejarah konglomerasi modal. seperti yang kita lihat, banyaknya konglomerat pada era dimasanya, didominasi oleh kekuatan yang menguasai aset tersebut. rupert murdoc sang raja IT menguasai hampir 50% teknologi informasi dunia, dengan CNN sebagai icon tersebut. Bill Gatest adalah sang raja soft ware dimana mampu membuat revolusi milyarder dari industri ke informasi. sehingga kekuatan isu sangat dikuasai oleh personal keturunan yahudi. kedua, yahudi sebagai bangsa yang diburu dan dihantui oleh pembunuhan, dikenal dengan Diaspora. rasa saling senasib seperjuangan ketika menjadi bangsa yang dihantui oleh pembantaian, perusakan hingga ancaman pemusnahan menjadi alasan utama persatuan bangsa yahudi. mereka tahu persis siapa leluhur mereka dan darimana asal mereka. sejarah itulah yang kemudian menghantui diri saya, darimana asala bangsa Indonesia, lebih spesifik adalah bangsa uku jawa, madura dan lain sebagainya selaku bangsa melayu. 100 tahun yang lalu saya hanya mengenal kebangkitan nasional, kemudian 400 tahun lalu saya mengenal beberapa sunan, yang hidung dan wajahnya beda dengan kakek saya. kemudian 700 tahun yang lalu saya mengenal Majapahit di Mojokerto dan 1000 tahun yang lalu ada wangsa Syailendra yang membangun candi Borobudur di Yogyakarta. history inilah yang harusnya dicari oleh banyak generasi tentang asal-muasal manusia di jawa, jangan-jangan benar kata Darwin, karena orang utan hidup di Indonesia, maka nenek moyang kita dari bangsa kera. mari kita renungkan tentang kebebasan berpikir yang mengarah kepada regenerasi yang benar. semoga kekuatan Iblis selalu bersama kita dalam semangat, dalam kecerdasan dan dalam perubahan kebudayaan yang tepat. iblis yang selalu tidak surut dalam rasa tidak ingin kalah, belajar dari Muhammad dalam perilaku dan akal, semangat untuk merdeka bahkan kepada tuhannya(bukan berarti Kafir liberal). kalau kita mau tahu bahwa otak bangsa kita tidak kalah dengan bangsa yahudi, kecerdikan bangsa kita tidak kalah dengan iblis, bahkan ibadah kita tidak kalah dengan keturunan para nabi. ini satu hal yang yang membuktikan bahwa benar kata rosululloh, bahwa Tuhan tidak melebihkan satu bangsa dengan bangsa lain. olimpiad sains internasional, membuktikan kita selalu memnduduki peringkat 1, dan 2. dalam korupsi dan saling mentekling dan men-diving, aktor politik kita jagonya. bahkan dalam pembajakan IT, kita jagonya. apalagi soal kelaparan, kakek buyut kita ahlinya kelaparan. apalagi yng bangsa kita tidak memiliki?.

Ada apa di PK2 MABA di brawijaya

Assalamu'alaikum wr. wb.

ada yang aneh dan lain tentang pk2 maba di brawijaya. semestinya pk2 maba yang kepanjangannya pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru adalah media bagi maba untuk lebih kenal dengan tetek mbengek yang bertautan dengan kehidupan, situasi, dan hidup di kampus. serta membangun kebanggan terhadap kampus tercinta peternakan brawijaya. tapi yang lain dan aneh di brawijaya adalah adanya sk rektor yang menyatakan bahwa perlu adanya muatan materi tentang nasionalisme dan kebersamaan. memanh sih, pk2 maba ini bertepatan dengan moment HUT RI alias agustusan. akan tetapi apakah sesuai dengan undang-undang pelaksanaan pk2 maba yang semestinya.

PERLU DI PERTANYAKAN.....
MENGAPA?......
ADA APA?.........
MAU DI BAWA KEMANA MAHASISWA BARU DI BRAWIJAYA?......
APA INI JUGA MERUPAKAN SALAH SATU STRATEGI UB?
STRATEGI UNTUK APA?

wah ...... semakin ruwet aja indonesia, bisa mencampur adukkan macem-macem bumbu dalam satu panci buat di masak. entah masakan itu layak untuk di nikmati dijual dan dimakan.

ada sebuah isu yang lucu dan mungkin terjadi nih....
ada angka sakral di brawijaya.
yaitu :
2012
ada apa ya?
apa mungkin ya?

nah akibat dari itu di peternakan UB lagi terbakar nih kampusnya. nggak lagi coklat yang manis untuk di rasakan oleh semua umur.

ayo kawan ku, kita cari tahu......
yang jelas ada kebijakan berarti ada perubahan dan rencana.

kita berdoa aja.............semoga itu tidak benar. dan yang dilakukan olh pak rektor dan kampus peternakan tentang masak-memasak itu dapat di nikmati oleh semua umur dan golongan.
amin.............

YAKUSA

wassalamu'alaikum wr.wb.

Bismillahirohmanirohim...

YAKUSA......
Kader HMI bukan cuma kader islam tetapi juga kader Harapa Masyarakat Indonesia seperti yang diucapkan oleh Ir.Soekarno dalam salah satu pidatonya didepan kader-kader HMI, tetapi sekarang kenapa kader yang menjadi Harapan Masyarakat Indonesia ini belum bisa menjadi harapan yang benar-benar diharap-harapkan oleh Masyarakat indonesia??jangankan menjadi kader yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia, menjadi menjadi kader HMI yang sejati dan mau berkorban untuk kemajuan HMI terutama komisariat peternakan saja masih berat apalagi menjadi kader bangsa Indonesia?!ada apa sebenarnya?ada yang kurangkah dengan perkaderan diHMI?atau memang karena karakter dari kader-kader HMI sendiri yang telah berubah?...............
mudah-mudahan ini cuma angan-angan kotor saya saja yang berpikiran ini,mudah-mudahan pada kenyataannya tidak Amin.....hanya Alloh SWT yang tau sekenario apa yang sedang dijalankan terhadap HMI Komisariat peternakan.
Billahitaufiq walhidaayah......
Yakin Usaha Sampai.....IMAN ILMU AMAL..............

Rabu, 20 Agustus 2008

HMI Cabang Malang Komisariat Peternakan Universitas Brawijaya Malang Mengucapkan Selamat atas terpilihnya
Arif Mustofa
menjadi Ketua Pengurus Besar (PB) HMI
periode 2008-2010.

dan

Sisin
menjadi Ketua Korps HMI-Wati (KOHATI)
periode 2008-2010.

Yakin Usaha Sampai.

Merdeka.......kriuk-kriuk.....



pada tanggal 17 agustus 2008 HMI Koms Peternakan UB mengadakan acara yang sederhana untuk memeriahkan HUT RI ke-63 dengan lomba-lomba untuk anak-anak. bertema kan Agustus Ceria bersama HMI.

Mari kita berdo'a untuk indonesia
agar indonesia tidak menangis sepanjang masa
wahai kader HMI, kita janji....
..akan berjuang demi perubahan
yang lebih baik.......

LK I HMI Peternakan UB

Latihan Kader I (Part I) Songgoriti
Meningkatkan semangat juang demi terciptanya sebuah masyarakat cita yang di ridhoi oleh Allah SWT.

Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

A. DEFINISI SEJARAH
Sejarah adalah pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau ummat manusia, mengenai apa yang dikerjakan, dikatakan dan dipikirkan oleh manusia pada masa lampau, untuk menjadi cerminan dan pedoman berupa pelajaran, peringatan, kebenaran bagi masa kini dan mendatang untuk mengukuhkan hati manusia.

B. LATAR BELAKANG SEJARAH BERDIRINYA HMI
Kalau ditinjau secara umum ada 4 (empat) permasalahan yang menjadi latar belakang sejarah berdirinya HMI.

Situasi Dunia Internasional
Berbagai argumen telah diungkapkan sebab-sebab kemunduran ummat Islam. Tetapi hanya satu hal yang mendekati kebenaran, yaitu bahwa kemunduran ummat Islam diawali dengan kemunduran berpikir, bahkan sama sekali menutup kesempatan untuk berpikir. Yang jelas ketika ummat Islam terlena dengan kebesaran dan keagungan masa lalu maka pada saat itu pula kemunduran menghinggapi kita.
Akibat dari keterbelakangan ummat Islam , maka munculah gerakan untuk menentang keterbatasan seseorang melaksanakan ajaran Islam secara benar dan utuh. Gerakan ini disebut Gerakan Pembaharuan. Gerakan Pembaharuan ini ingin mengembalikan ajaran Islam kepada ajaran yang totalitas, dimana disadari oleh kelompok ini, bahwa Islam bukan hanya terbatas kepada hal-hal yang sakral saja, melainkan juga merupakan pola kehidupan manusia secara keseluruhan. Untuk itu sasaran Gerakan Pembaharuan atau reformasi adalah ingin mengembalikan ajaran Islam kepada proporsi yang sebenarnya, yang berpedoman kepada Al Qur'an dan Hadist Rassullulah SAW.
Dengan timbulnya ide pembaharuan itu, maka Gerakan Pem-baharuan di dunia Islam bermunculan, seperti di Turki (1720), Mesir (1807). Begitu juga penganjurnya seperti Rifaah Badawi Ath Tahtawi (1801-1873), Muhammad Abduh (1849-1905), Muhammad Ibnu Abdul Wahab (Wahabisme) di Saudi Arabia (1703-1787), Sayyid Ahmad Khan di India (1817-1898), Muhammad Iqbal di Pakistan (1876-1938) dan lain-lain.


Situasi NKRI
Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka sejak itu pulalah Indonesia dijajah Belanda. Imprealisme Barat selama ± 350 tahun membawa paling tidak 3 (tiga) hal :

Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya.
Missi dan Zending agama Kristiani.
Peradaban Barat dengan ciri sekulerisme dan liberalisme.
Setelah melalui perjuangan secara terus menerus dan atas rahmat Allah SWT maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta Sang Dwi Tunggal Proklamasi atas nama bangsa Indonesia mengumandangkan kemerdekaannya.

Kondisi Mikrobiologis Ummat Islam di Indonesia
Kondisi ummat Islam sebelum berdirinya HMI dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu : Pertama : Sebagian besar yang melakukan ajaran Islam itu hanya sebagai kewajiban yang diadatkan seperti dalam upacara perkawinan, kematian serta kelahiran. Kedua : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang mengenal dan mempraktekkan ajaran Islam sesuai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketiga : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang terpengaruh oleh mistikisme yang menyebabkan mereka berpendirian bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan akhirat saja. Keempat : Golongan kecil yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman, selaras dengan wujud dan hakekat agama Islam. Mereka berusaha supaya agama Islam itu benar-benar dapat dipraktekkan dalam masyarakat Indonesia.

Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan
Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi (PT) dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama: sistem yang diterapkan dalam dunia pendidikan umumnya dan PT khususnya adalah sistem pendidikan barat, yang mengarah kepada sekulerisme yang "mendangkalkan agama disetiap aspek kehidupan manusia". Kedua : adanya Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua organisasi ini dibawah pengaruh Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler dan Komunis), melanda dunia PT dan Kemahasiswaan, menyebabkan timbulnya "Krisis Keseimbangan" yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara akal dan kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat.

C. BERDIRINYA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

Latar Belakang Pemikiran
Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprakasai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas Islam Indonesia) yang masih duduk ditingkat I. Tentang sosok Lafran Pane, dapat diceritakan secara garis besarnya antara lain bahwa Pemuda Lafran Pane lahir di Sipirok-Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pemuda Lafran Pane yang tumbuh dalam lingkungan nasionalis-muslim pernah menganyam pendidikan di Pesantren, Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah.

Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: "Melihat dan menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, yang pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Keadaan yang demikian adalah akibat dari sitem pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Karena itu perlu dibentuk organisasi untuk merubah keadaan tersebut. Organisasi mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk mengikuti alam pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran agamanya, yaitu agama Islam. Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI tidak merdeka, rakyatnya melarat. Maka organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia kedalam dan keluar, serta ikut memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat.

Peristiwa Bersejarah 5 Februari 1947
Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan yang berakhir dengan kegagalan. Lafran Pane mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan secara mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir. Ketika itu hari Rabu tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan 5 Februari 1947, disalah satu ruangan kuliah STI di Jalan Setiodiningratan (sekarang Panembahan Senopati), masuklah mahasiswa Lafran Pane yang dalam prakatanya dalam memimpin rapat antara lain mengatakan "Hari ini adalah pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena persiapan yang diperlukan sudah beres. Yang mau menerima HMI sajalah yang diajak untuk mendirikan HMI, dan yang menentang biarlah terus menentang, toh tanpa mereka organisasi ini bisa berdiri dan berjalan"
Pada awal pembentukkannya HMI bertujuan diantaranya antara lain:

Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.
Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam. Sementara tokoh-tokoh pemula / pendiri HMI antara lain : Lafran Pane (Yogya), Karnoto Zarkasyi (Ambarawa), Dahlan Husein (Palembang), Maisaroh Hilal (Singapura), Suwali, Yusdi Ghozali (Semarang), Mansyur, Siti Zainah (Palembang), M. Anwar (Malang), Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi (Malang), Baidron Hadi (Yogyakarta).

Faktor Pendukung Berdirinya HMI

Posisi dan arti kota Yogyakarta:
Yogyakarta sebagai Ibukota NKRI dan Kota Perjuangan
Pusat Gerakan Islam
Kota Universitas/ Kota Pelajar
Pusat Kebudayaan
Terletak di Central of Java.
Kebutuhan Penghayatan dan Keagamaan Mahasiswa
Adanya tuntutan perang kemerdekaan bangsa Indonesia
Adanya STI (Sekolah Tinggi Islam), BPT (Balai Perguruan Tinggi) Gajah Mada, STT (Sekolah Tinggi Teknik).
Adanya dukungan Presiden STI Prof. Abdul Kahar Muzakir
Ummat Islam Indonesia mayoritas
Faktor Penghambat Berdirinya HMI

Munculnya reaksi-reaksi dari :
Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)
Gerakan Pemuda Islam (GPII)
Pelajar Islam Indonesia (PII)
Fase-Fase Perkembangan HMI dalam Perjuangan Bangsa Indonesia
Fase Konsolidasi Spiritual (1946-1947)
Sudah diterangkan diatas

Fase Pengokohan (5 Februari 1947 - 30 November 1947)
Selama lebih kurang 9 (sembilan) bulan, reaksi-reaksi terhadap kelahiran HMI barulah berakhir. Masa sembilan bulan itu dipergunakan untuk menjawab berbagai reaksi dan tantangan yang datang silih berganti, yang kesemuanya itu semakin mengokohkan eksistensi HMI sehingga dapat berdiri tegak dan kokoh.

Fase Perjuangan Bersenjata (1947 - 1949)
Seiring dengan tujuan HMI yang digariskan sejak awal berdirinya, maka konsekuensinya dalam masa perang kemerdekaan, HMI terjun kegelanggang pertempuran melawan agresi yang dilakukan oleh Belanda, membantu Pemerintah, baik langsung memegang senjata bedil dan bambu runcing, sebagai staff, penerangan, penghubung. Untuk menghadapi pemberontakkan PKI di Madiun 18 September 1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua PB HMI Ahmad Tirtosudiro membentuk Corps Mahasiswa (CM), dengan Komandan Hartono dan wakil Komandan Ahmad Tirtosudiro, ikut membantu Pemerintah menumpas pemberontakkan PKI di Madiun, dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung, memperkuat aparat pemerintah. Sejak itulah dendam kesumat PKI terhadap HMI tertanam. Dendam disertai benci itu nampak sangat menonjol pada tahun '64-'65, disaat-saat menjelang meletusnya G30S/PKI.

Fase Pertumbuhan dan Perkembangan HMI (1950-1963)
Selama para kader HMI banyak yang terjun ke gelanggang pertempuran melawan pihak-pihak agresor, selama itu pula pembinaan organisasi terabaikan. Namun hal itu dilakukan secara sadar, karena itu semua untuk merealisir tujuan dari HMI sendiri, serta dwi tugasnya yakni tugas Agama dan tugas Bangsa. Maka dengan adanya penyerahan kedaulatan Rakyat tanggal 27 Desember 1949, mahasiswa yang berniat untuk melanjutkan kuliahnya bermunculan di Yogyakarta. Sejak tahun 1950 dilaksankanlah tugas-tugas konsolidasi internal organisasi. Disadari bahwa konsolidasi organisasi adalah masalah besar sepanjang masa. Bulan Juli 1951 PB HMI dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta.

Fase Tantangan (1964 - 1965)
Dendam sejarah PKI kepada HMI merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi HMI. Setelah agitasi-agitasinya berhasil membubarkan Masyumi dan GPII, PKI menganggap HMI adalah kekuatan ketiga ummat Islam. Begitu bersemangatnya PKI dan simpatisannya dalam membubarkan HMI, terlihat dalam segala aksi-aksinya, Mulai dari hasutan, fitnah, propaganda hingga aksi-aksi riil berupa penculikan, dsb.
Usaha-usaha yang gigih dari kaum komunis dalam membubarkan HMI ternyata tidak menjadi kenyataan, dan sejarahpun telah membeberkan dengan jelas siapa yang kontra revolusi, PKI dengan puncak aksi pada tanggal 30 September 1965 telah membuatnya sebagai salah satu organisasi terlarang.

Fase Kebangkitan HMI sebagai Pelopor Orde Baru (1966 - 1968)
HMI sebagai sumber insani bangsa turut mempelopori tegaknya Orde Baru untuk menghapuskan orde lama yang sarat dengan ketotaliterannya. Usaha-usaha itu tampak antara lain HMI melalui Wakil Ketua PB Mari'ie Muhammad memprakasai Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI) 25 Oktober 1965 yang bertugas antara lain : 1) Mengamankan Pancasila. 2) Memperkuat bantuan kepada ABRI dalam penumpasan Gestapu/ PKI sampai ke akar-akarnya. Masa aksi KAMI yang pertama berupa Rapat Umum dilaksanakan tanggal 3 Nopember 1965 di halaman Fakultas Kedokteran UI Salemba Jakarta, dimana barisan HMI menunjukan superioitasnya dengan massanya yang terbesar. Puncak aksi KAMI terjadi pada tanggal 10 Januari 1966 yang mengumandangkan tuntutan rakyat dalam bentuk Tritura yang terkenal itu. Tuntutan tersebut ternyata mendapat perlakuan yang represif dari aparat keamanan sehingga tidak sedikit dari pihak mahasiswa menjadi korban. Diantaranya antara lain : Arif rahman Hakim, Zubaidah di Jakarta, Aris Munandar, Margono yang gugur di Yogyakarta, Hasannudin di Banjarmasin, Muhammad Syarif al-Kadri di Makasar, kesemuanya merupakan pahlawan-pahlawan ampera yang berjuang tanpa pamrih dan semata-mata demi kemaslahatan ummat serta keselamatan bangsa serta negara. Akhirnya puncak tututan tersebut berbuah hasil yang diharap-harapkan dengan keluarnya Supersemar sebagai tonggak sejarah berdirinya Orde Baru.

Fase Pembangunan (1969 - 1970)
Setelah Orde Baru mantap, Pancasila dilaksanakan secara murni serta konsekuen (meski hal ini perlu kajian lagi secara mendalam), maka sejak tanggal 1 April 1969 dimulailah Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). HMI pun sesuai dengan 5 aspek pemikirannya turut pula memberikan sumbangan serta partisipasinya dalam era awal pembagunan. Bentuk-bentuk partisipasi HMI baik anggotanya maupun yang telah menjadi alumni meliputi diantaranya : 1) partisipasi dalam pembentukan suasana, situasi dan iklim yang memungkinkan dilaksanakannya pembangunan, 2) partisipasi dalam pemberian konsep-konsep dalam berbagai aspek pemikiran 3) partisipasi dalam bentuk pelaksana langsung dari pembangunan.

Fase Pergolakan dan Pembaharuan Pemikiran (1970 - sekarang )
Suatu ciri khas yang dibina oleh HMI, diantaranya adalah kebebasan berpikir dikalangan anggotanya, karena pada hakikatnya timbulnya pembaharuan karena adanya pemikiran yang bersifat dinamis dari masing-masing individu. Disebutkan bahwa fase pergolakan pemikiran ini muncul pada tahun 1970, tetapi geja-gejalanya telah nampak pada tahun 1968. Namun klimaksnya memang terjadi pada tahun 1970 di mana secara relatif masalah- masalah intern organisasi yang rutin telah terselesaikan. Sementara di sisi lain, persoalan ekstern muncul menghadang dengan segudang problema.

Billahittaufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum war. wab.

KEMANA DAN MAU APA SI KECIL???


Dalam menghadapi kebingungan untuk menemukan tempat yang tepat bagi perkembangannya, seorang anak senantiasa melakukan uji coba “trial and error”. Pada masa trial and error tersebut tidak jarang menemui batu terjal, kerikil dan duri tajam, atau bahkan makanan dan minuman yang siap untuk disantap. Satu pertanyaan menggelayuti pikiran si kecil, apakah akan melalui rintangan yang tidak diketahui ujungnya, atau istirahat sesaat untuk menghapus lapar dahaga dengan konskuensi akan kehilangan kesempatan mengejar lokomotif yang akan membawanya ke arah perubahan yang bijak dan konstruktif.

Nurani, nalar, kehalusan budi, semangat, cita-cita, prinsip, kekuatan kaki, ketersediaan modal, dan sebagainya tercampur dalam mixer kehidupan sejarah, realitas, dan utopis yang kesemuanya tiada memiliki tujuan selain untuk beribadah kepadanya, berlomba-lomba menebar kebajikan, menyerukan yang makruf, melarang yang munkar, tolong menolong dalam kebaikan, serta saling menasihati untuk berbuat adil dan sabar. Sebuah nilai universal yang akan terasa sangat dan teramat sangat kabur apabila dibenturkan pada realitas kehidupan. Kompleksitas persoalan dirumitkan lagi pada pilihan yang masing-masing memiliki resiko.

Pada salah satu titik inilah akan dapat dinilai maqom manusia, apakah dapat menjalankan fungsi kekhalifahannya atau lebih senang berlindung dengan menebar kesalahan pada orang lain. hanya manusia yang mampu memformulasikan potensi yang dimiliki (Ruhani/ Ruhiyah, Aqliyah, dan jasadiyah yang baik) mampu menjawab tantangan tersebut. Perjalanan ke sana akan teramat panjang, tetapi dengan keyakinan, konsistensi, dan kebersamaan insya alloh akan tercapai.
Kita sebagai si Kecil mau apa dan kemana??????